Namafb.com — Pilih mana antara sukses jadi seorang ibu atau tetap berkarir dengan gaji 665 milyar setahun?
Inilah yang terjadi pada wanita karir, CEO Yahoo yang baru, Marissa Mayer (37 tahun). Saat ini ia hamil 6 bulan dan dikontrak oleh salah satu situs online terbesar Yahoo dengan kompensasi paket gaji lebih dari 70 juta dolar AS atau setara Rp665 miliar per tahun.
Situasi itu menjadikan Mayer sebagai CEO pertama di jajaran pemimpin 500 perusahaan top dunia versi berkala Fortune yang memulai pekerjaannya dalam keadaan hamil.
CEO wanita lain diantaranya Angela Braly (WellPoint Inc), Indra Nooyi (PepsiCo Inc), dan Ursula Burns (Xerox Corp), masuk ke daftar elit itu dalam keadaan sudah punya anak.
“Di Yahoo, kehamilan Mayer bukan suatu isu, justru itu tanda yang bagus,” kata Gayle Tzemach Lemmon, deputi direktur Women and Foreign Policy Program Council on Foreign Relations, New York Rabu (18/07), dalam komentarnya terhadap CEO Yahoo yang terbaru. “Tapi memang bagi banyak perusahaan itu masih jadi isu,” sambungnya.
Melihat kemampuannya yang mempesona dalam bidang teknologi, gaji baru yang sangat besar dan reputasinya sebagai seorang visioner Silicon Valley, satu pertanyaan muncul terhadap pengangkatannya minggu lalu: "Apakah ia juga akan sukses menjadi seorang ibu?"
Setelah pengangkatannya, Mayer mengumumkan ia memang hamil namun dirinya tidak akan mengambil cuti setelah ia melahirkan nanti di bulan Oktober.
Nah, apakah dia akan jadi panutan sebagai perempuan berbakat yang bermimpi "memiliki segalanya" – pernikahan, menjadi ibu sekaligus keberhasilan karir?
Mungkin sangat mengejutkan bila sebuah perusahaan AS terkemuka dengan pendapatan lebih dari US $ 1 miliar per tahun begitu berani menyewa seorang eksekutif yang sedang hamil. Ini mungkin saja sebuah terobosan bersejarah. Banyak wanita sukses sebenarnya takut hamil lantaran tidak berani kehilangan pekerjaan mereka.
Beberapa pakar lain bahkan tidak percaya dengan kemampuan Mayer bisa bekerja secara optimal dikala pekerjaan penting dibarengi dengan tugas berat mengasuh anak. Banyak fakta memperlihatkan seorang wanita sulit berkonsentrasi penuh, istirahat cukup dan bekerja maksimal paska kelahiran anak.
Ataukah ia mungkin takut dikatakan sebagai wanita manja? "Perempuan yang mengambil cuti hamil sebenarnya adalah pemalas," kritik Melinda Henneberger, seorang editor The Washington Post.
Kritik lainnya bahkan mendoakannya gagal dalam melakukan tugas. "Saya berharap Marissa Mayer gagal," kata Margery Eagan, editor Boston Herald, yang membayangkan Mayer "bekerja antara kontraksi … memegang iPad di satu tangan, sambil menyusui bayi yang baru lahir."
Oke, bagi pekerja yang berstatus wanita karir, bagaimana pendapat Anda dalam hal ini? Mampukah Marissa Mayer jadi ibu sukses sekaligus CEO wanita termahal dalam karirnya?
No comments:
Post a Comment